Senin, 26 Desember 2011

Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Penyakit Rematik

Penyakit rematik atau yang dalam bahasa medisnya disebut rheumatoid arthritis (RA) adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh gangguan autoimun.
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup seperti virus, bakteri, dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Selain rematik, ada banyak gangguan autoimun lain, misalnya penyakit lupus, multiple sclerosis dan diabetes tipe 1. Pada penyakit rematik, sistem imun gagal membedakan jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang melapisi sendi. Hasilnya dapat menyebabkan sendi bengkak, rusak, nyeri, meradang, kehilangan fungsi dan bahkan cacat.
Rematik dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering diserang adalah sendi di pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut dan engkel kaki. Sendi-sendi lain yang mungkin diserang termasuk sendi di tulang belakang, pinggul, leher, bahu, rahang dan bahkan sambungan antar tulang sangat kecil di telinga bagian dalam. Rematik juga dapat memengaruhi organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah, kulit, dan paru- paru. Serangan rematik biasanya simetris yaitu menyerang sendi yang sama di kedua sisi tubuh, berbeda dengan osteoartritis yang biasanya terbatas pada salah satu sendi.

Gejala

Gejala rematik bervariasi pada setiap orang. Gejala yang paling umum adalah:
  • Kekakuan sendi di pagi hari. Kekakuan ini berlangsung selama setidaknya satu jam. (Berbeda dengan kekakuan dari osteoartritis yang biasanya menghilang dalam setengah jam.)
  • Pembengkakan dan nyeri sendi. Sendi yang mengalami pembengkakan dan nyeri biasanya terasa hangat dan lembek bila disentuh. Rasa sakit biasanya terjadi pada kedua sendi di sisi kanan dan kiri (simetris) tetapi mungkin tingkat keparahannya berbeda, tergantung sisi mana yang lebih sering digunakan.
  • Nodul (benjolan). Pada sekitar 20% pasien rematik, peradangan pembuluh darah kecil dapat menyebabkan nodul atau benjolan di bawah kulit yang berukuran sebesar kacang hijau atau sedikit lebih besar dan seringkali terletak di dekat persendian. Nodul dapat terbentuk di sepanjang perjalanan penyakit.
  • Penumpukan cairan. Cairan dapat terakumulasi terutama di pergelangan kaki. Dalam beberapa kasus, kantung sendi belakang lutut mengakumulasi cairan dan membentuk apa yang dikenal sebagai kista Baker. Kista ini terasa seperti tumor dan kadang-kadang memanjang ke bawah ke bagian belakang betis dan menyebabkan rasa sakit. Namun, Kista Baker juga dapat berkembang pada orang yang tidak memiliki rematik.
  • Gejala seperti flu. Kelelahan, penurunan berat badan, dan demam dapat menyertai awal penyakit rematik. Beberapa orang merasakannya seperti gejala pilek atau flu. Bedanya, gejala rematik bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
Meskipun rematik adalah penyakit menahun dan sistemik, gejala serangannya datang dan pergi. Ada masa-masa ketika sendi menjadi lebih meradang dan menyakitkan yang disebut flare atau suar. Suar ini dapat terjadi tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, lalu diikuti dengan remisi atau masa-masa dengan sedikit peradangan. Dalam beberapa tahun pertama, rematik dapat menyebabkan kerusakan dan cacat permanen di persendian.

Penyebab

Penyebab rematik sampai saat ini belum diketahui, namun diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormon. Perempuan lebih mungkin terkena penyakit rematik dibandingkan laki-laki. Pada wanita yang sudah terkena rematik, kehamilan dan menyusui dapat memperburuk kondisinya.

Diagnosis

Dokter akan mendiagnosis rematik dengan mempelajari gejalanya, melakukan pemeriksaan fisik dan meminta tes diagnostik. Tes darah biasanya diperlukan untuk memeriksa kadar RF. Sebagian besar pasien rematik di dalam tubuhnya membentuk antibodi yang disebut RF (rheumatoid factor). Faktor ini menentukan agresivitas/keganasan dari penyakit. Anda disebut terkena rematik bila hasil tes darah Anda menunjukkan adanya RF. Namun, RF negatif tidak selalu berarti Anda bebas rematik, khususnya pada tahap awal penyakit. Sekitar 20% pasien rematik tidak menunjukkan hasil RF positif.
Pemeriksaan rontgen dapat melihat apakah sendi Anda mengalami kerusakan. Namun, foto rontgen jarang menunjukkan perubahan pada tahap awal rematik. Diagnosis rematik sering memerlukan waktu dan keahlian karena gejalanya dapat mirip dengan jenis-jenis artritis lain. Jika dokter mencurigai Anda terkena rematik, Anda akan dirujuk ke ahli rematologi yaitu dokter yang mengkhususkan diri dalam bidang artritis.

Pengobatan

Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan rematik. Namun, ilmu pengobatan telah maju pesat dalam 20 tahun terakhir sehingga obat-obatan baru kini sangat membantu untuk membatasi kerusakan sendi dan mengelola gejalanya. Dengan perawatan yang tepat, banyak penderita rematik yang dapat menjalani kehidupan yang normal dan aktif.

Sumber: http://majalahkesehatan.com

Jenis penyakit dan pengobatannya – Ramuan obat herba encok (Rhematik)

Penyakit encok/rhematik adalah penyakit otot, urat saraf atau sendi-sendi. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Yang nyata bahwa orang berdiam didaerah dingin atau lembab banyak yang terserang encok.
  • Bengkak dan terasa nyeri pada sendi-sendi tulang sipenderita.
  • Biasanya rasa nyeri itu berpindah-pindah.
  • Banyak mengeluarkan keringat yang agak asam dan perut terasa mual.
  • Kadang-kadang urat terasa tegang dan pusing.
  1. Daun encok setengah genggam, dicuci dan ditumbuk halus. Diremas dengan air hangat seperlunya, buatlah ramuan ini untuk melumas dan menggosok bagian yang sakit 2 x sehari sebanyak yang diperlukan.
  2. Jahe 10 jari, dicuci lalu diparut. Diremas dengan arak atau alkohol 1 gelas dan dibiarkan semalam. Sesudah itu diperas dan disaring. Airnya bermanfaat untuk menggosok dan mengurut badan yang sakit 2 x sehari sebanyak yang diperlukan.
  3. Bawang merah 5 butir, jahe 2 jari, dicuci lalu ditumbuk halus. Sesudah halus lalu ditambah tepung terigu 1 gelas dan air masak seperlunya. Diremas baik-baik dan gunakanlah untuk menggosok dan mengurut bagian yang sakit 2 – 3 x sehari sebanyak yang diperlukan.
  4. Daun sirih 10 lb, daun gandawaras 15 lb, daun gletang warak 10 lbakar wangi 1/4 genggam, akar canar babi 1 jari, akar kelintang 2 jari. Bahan-bahan ini dicuci dan ditumbuk halus. Diremas dengan air kapur sirih seperlunya. Buatlah ramuan ini sebagai pelumas untuk meggosok dan mengurut bagian yang sakit 2 x sehari sebanyak yang diperlukan.
  5. Daun jeruk nipis 1/3 genggam, daun ketepeng kerbau 1/3 genggam, daun sirih 10 lb, daun sambiloto 1/3 genggam kulit kayu tija 1 jari, akar pepaya 2 jari, akar kepayang 2 jari, akar kelintang 3 jari, cabai rawit 10 buah. Bahan-bahan ini semua ditumbuk halus dan direndam dalam alkohol 1 liter selama 7 hari. Setelah direndam diperas dan disaring. Air perasan ini sangat bermanfaat untuk mengurut bagian yang sakit 2 x sehari sebanyak yang diperlukan.
  6. Ambil arak 1/2 liter berikut oyot kates gantung 2 genggam, tambah garam 1 sdm. Bahan ini dijemur 2 minggu. Jika tidak ada arak gunakanlah alkohol dari apotik.

Penyakit jantung rheumatik (PJR)

Untuk sebagian orang mendengar kata rheumatik,mungkin gambarannya adalah sakit otot pada kaki,tangan,atau bagian badan lainnya yang di tandai otot terasa ngilu,kaku,dan terasa sakit ketika di gerakkan. Namun ternyata jantung kita juga bisa terkena rheumatik juga.

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).
Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut, kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group A pada saluran pernafasan bagian atas. Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Rematik
Penderita umumnya megalami sesak nafas yang disebabkan jantungnya sudah mengalami gangguan, nyeri sendi yang berpindah- pindah, bercak kemerahan di kulit yang berbatas, gerakan tangan yang tak beraturan dan tak terkendali (korea), atau benjolan kecil-kecil dibawah kulit. Selain itu tanda yang juga turut menyertainya adalah nyeri perut, kehilangan berat badan, cepat lelah dan tentu saja demam.
Penegakan Diagnosis Penyakit Jantung Rematik
Selain dengan adanya tanda dan gejala yang tampak secara langsung dari fisik, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium, misalnya; pemeriksaan darah rutin, ASTO, CRP, dan kultur ulasan tenggorokan. Bentuk pemeriksaan yang paling akurat adalah dengan dilakukannya echocardiografi untuk melihat kondisi katup-katup jantung dan otot jantung.
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah Cortisone and Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) tanpa gejala tidak memerlukan terapi. Penderita dengan gejala gagal jantung yang ringan memerlukan terapi medik untuk mengatasi keluhannya. Penderita yang simtomatis memerlukan terapi surgikal atau intervensi invasif. Tetapi terapi surgikal dan intervensi ini masih terbatas tersedia serta memerlukan biaya yang relatif mahal dan memerlukan follow up jangka panjang.
Pencegahan Penyakit Jantung Rematik
Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus).
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus untuk terjadi DR.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik.

sumber: http://obat-alami.com/penyakit-jantung-rheumatik-pjr.html

NYERI SENDI-SENDI AKIBAT RHEMATIK

Penyakit rematik (rheumatoid arthritis) merupakan suatu penyakit di mana terjadi proses peradangan pada selaput bagian dalam kapsul pembungkus sendi, sehingga sendi membengkak dan terasa nyeri. Penyakit rematik merupakan salah satu penyebab nyeri sendi, khususnya sendi-sendi kecil di daerah pergelangan tangan dan jari-jari.

ISTILAH
penyakit rematik telah sedemikian populer di kalangan masyarakat awam, sehingga hampir semua keluhan nyeri sendi dianggap sebagai penyakit rematik. Penyebab lain yang sering dikaitkan dengan keluhan nyeri adalah asam urat. Pada kenyataannya, anggapan tersebut keliru, karena kedua penyakit tersebut, yaitu penyakit rematik dan asam urat, hanya menjadi penyebab sebagian kecil dari keluhan nyeri sendi yang banyak dialami oleh manusia selama hidupnya.

Penyebab terbanyak adalah pengapuran sendi atau osteoartritis (yang pernah dikupas oleh penulis di Harian Suara Merdeka pada tanggal 31 Juli 2008). Penyakit rematik berbeda dengan pengapuran sendi (osteoartritis) di mana pada pengapuran sendi terjadi penipisan lapisan tulang rawan sendi, sehingga ujung tulang pembentuk sendi saling bergesekan secara langsung tanpa lapisan tulang rawan dan terasa nyeri. Penyakit rematik cenderung mengenai sendi-sendi kecil di daerah jari-jari dan pergelangan tangan, meskipun adakalanya mengenai sendi siku, bahu, pergelangan kaki dan lutut. Sementara pengapuran sendi lebih banyak mengenai sendi besar seperti lutut dan pinggul. Selain itu, penyakit rematik hampir selalu menyerang sendi secara simetris (yaitu sisi kanan dan kiri) dan mengenai tiga atau lebih secara bersamaan. Pengapuran sendi pada umumnya hanya mengenai satu sendi saja, misalnya lutut tanpa disertai nyeri pada sendi yang lain.


Penyebab


Untuk memahami penyebab penyakit rematik, perlu diketahui bahwa tubuh manusia memiliki sistem pertahanan terhadap bakteri dan virus, yang dikenal sebagai antibodi. Antibodi beredar di dalam aliran darah dan dibentuk oleh sel-sel darah putih sebagai respon terhadap masuknya bakteri atau virus ke dalam tubuh manusia.

Pada orang normal, antibodi tersebut berfungsi membunuh bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi. Pada orang yang menderita penyakit rematik, antibodi yang dibentuk oleh tubuh dengan tujuan membunuh bakteri dan virus tersebut justru secara keliru menyerang balik ke tubuh orang tersebut. Bagian tubuh yang diserang oleh antibodi tersebut adalah lapisan dalam kapsul pembungkus sendi, yang disebut lapisan sinovium.
Serangan antibodi tersebut menyebabkan lapisan sinovium meradang, sehingga sendi membengkak dan terasa nyeri. Peradangan sinovium menyebabkan produksi cairan sendi bertambah banyak sehingga membuat sendi bertambah bengkak dan nyeri.

Sampai sekarang tidak diketahui secara pasti mengapa pada orang yang menderita penyakit rematik antibodi justru salah sasaran mengenai tubuh sendiri. Serangan antibodi terhadap tubuh sendiri seperti yang terjadi pada penyakit rematik ini dapat diibaratkan seperti sebuah pemberontakan atau kudeta di sebuah negara. Tentara yang dibentuk untuk mempertahankan kedaulatan suatu negara justru berbalik menyerang negaranya sendiri.

Penyakit rematik dapat mengenai semua lapisan usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit rematik, yaitu: (1) wanita memiliki risiko 2-3 kali lebih besar dibanding laki-laki; (2) kelompok usia 40-60 tahun paling tinggi risikonya menderita penyakit rematik; (3) jika di dalam sebuah keluarga ada yang menderita penyakit ini. dan (4) merokok.


Gejala


Pada stadium awal, penyakit rematik biasanya mengenai sendi-sendi berukuran kecil di daerah pergelangan tangan dan jari-jari. Ada tiga sendi yang paling sering terserang, yaitu (1) sendi pangkal jari-jari tangan, (2) sendi buku-buku jari tangan bagian atas, dan (3) sendi pangkal jari-jari kaki. Pada stadium awal, jari-jari tersebut terasa kaku pada pagi hari sebagai akibat penumpukan cairan di dalam sendi karena peradangan lapisan sinovium. Setelah digerak-gerakkan, kekakuan sendi-sendi tersebut biasanya berkurang.

Selain kaku, sendi-sendi tersebut juga membengkak, terasa nyeri, hangat dan acapkali tampak kemerahan. Rasa nyeri dan kaku dapat sedemikian berat sehingga gerakan sendi terbatas dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tanpa pengobatan yang tepat, peradangan lapisan sinovium sendi yang terjadi selama bertahun-tahun dapat menyebabkan kerusakan permukaan tulang rawan sendi jari-jari tangan dan mengakibatkan cacat yang permanen. Jari-jari menjadi bengkok dan bergeser arahnya ke sisi jari kelingking.

Selain ketiga sendi tersebut, penyakit rematik juga dapat mengenai sendi pergelangan tangan, siku, bahu, lutut, pergelangan kaki, serta tulang leher dan rahang, meskipun lebih jarang dan berbeda-beda untuk setiap penderita.. Perlu diingat bahwa penyakit rematik tidak pernah hanya mengenai satu sendi saja, tetapi paling sedikit menyerang tiga sendi dalam waktu bersamaan. Nyeri sendi yang hanya dialami pada satu sendi saja tidak mungkin disebabkan oleh penyakit rematik.

Keluhan kaku, nyeri dan bengkak akibat penyakit rematik dapat berlangsung terus-menerus dan semakin lama semakin berat, tetapi adakalanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan kemudian sembuh dengan pengobatan. Namun demikian, kebanyakan penyakit rematik berlangsung kronis, yaitu sembuh dan kambuh kembali secara berulang-ulang sehingga menyebabkan kerusakan sendi secara menetap. Keluhan kaku dan nyeri sendi pada penyakit rematik adakalanya disertai oleh perasaan mudah lelah.

Selain menyerang kapsul pembungkus sendi, pada sekitar 15% penderita, penyakit rematik juga dapat menyebabkan kelainan pada bagian tubuh lain, seperti kulit, mata dan paru-paru. Di daerah kulit siku dan tumit dapat terbentuk benjolan yang disebut sebagai nodul subkutan, pada paru-paru dapat terjadi fibrosis (pembentukan jaringan parut) yang dapat menganggu fungsi paru-paru, sementara kornea mata dapat mengalami peradangan yang disebut keratokonjungtivitis sika.

Menentukan seseorang menderita penyakit rematik bukan hal yang mudah, seperti memastikan penyakit pengapuran sendi yang dapat mudah terlihat jelas dengan foto Rontgen sendi yang terserang. Oleh karena itu, pada tahun 1987 American College of Rheumatology menetapkan kriteria sebagai pedoman diagnosis penyakit rematik sebagai berikut:
  1. Kekakuan di waktu pagi pada atau di sekitar sendi yang berlangsung satu jam atau lebih sebelum mengalami perbaikan maksimal.
  2. Pembengkakan pada tiga sendi atau lebih.
  3. Pembengkakan sendi pangkal jari-jari tangan, sendi buku-buku jari tangan bagian atas, atau pergelangan tangan.
  4. Pembengkakan sendi harus simetris mengenai sisi kanan dan kiri.
  5. Benjolan di bawah kulit (nodul subkutan).
  6. Tes faktor rematik yang positif di dalam darah.
  7. Erosi dan/atau pengeroposan tulang di sekitar sendi-sendi jari-jari dan/atau pergelangan tangan.

Untuk memastikan diagnosis penyakit rematik harus ditemukan 4 dari 7 kriteria tersebut pada seseorang dan kriteria nomer 1-4 harus telah berlangsung paling sedikit selama 6 minggu.

Untuk menetapkan diagnosis penyakit rematik, selain pemeriksaan fisik terhadap sendi yang meradang, juga perlu dilakukan pemeriksaan foto Rontgen dan pemeriksaan darah. Tujuan pemeriksaan darah adalah untuk menemukan suatu jenis antibodi yang disebut faktor rematik. Perlu diketahui bahwa tidak semua penderita penyakit rematik memiliki antibodi tersebut, sebaliknya tidak semua orang yang mempunyai antibodi faktor rematik di dalam darahnya pasti menderita penyakit rematik, karena ada beberapa penyakit lain yang juga menyebabkan terbentuknya antibodi tersebut di dalam darah.

Menyimak ketatnya kritera di atas, dapat dikatakan bahwa tidaklah gampang menetapkan diagnosis penyakit rematik pada seorang penderita. Oleh karena itu, kebiasaan (yang keliru) dari sebagian  masyarakat awam (dan bahkan beberapa dokter) yang dengan mudah menghubungkan keluhan nyeri sendi dengan penyakit rematik merupakan keadaan yang merugikan karena dapat berakibat salah diagnosis dan salah pengobatan terhadap keluhan nyeri sendi yang sebenarnya sama sekali tidak disebabkan oleh penyakit rematik.

Pencegahan


Penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti (seperti halnya penyakit rematik) tidak dapat dicegah. Pencegahan hanya bersifat sekunder, yaitu mencegah kambuhnya penyakit rematik yang sudah dapat dikendalikan. Bentuk pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan menjaga kebugaran tubuh, mempertahankan berat badan yang ideal, mengurangi stres psikologis dan segera mendapatkan pengobatan secara tepat apabila menderita penyakit rematik sehingga kerusakan sendi yang berat dapat dihindari.

Pengotabatan

TIDAK ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit rematik secara tuntas. Jenis yang tersedia saat ini hanya dapat mengurangi atau menghilangkan proses peradangan pada selaput sinovium kapsul pembungkus sendi, tetapi penyebab dasar penyakit rematik, yaitu adanya antibodi yang salah sasaran menyerang lapisan sinovium, tidak dapat dihilangkan. Dengan demikian, pengobatan penyakit rematik hanya mampu mengendalikan dan memberikan “kesembuhan sementara” karena sifat alami penyakit rematik adalah “sembuh” dan kambuh kembali secara bergantian.

Tujuan pengobatan pada penyakit rematik adalah meredakan peradangan sendi sehingga mengurangi/menghilangkan rasa sakit, mencegah kerusakan sendi akibat peradangan yang berlangsung kronis, serta mempertahankan fungi normal fisik dan kehidupan sosial penderita. Pengobatan dapat berupa:


Terapi Non-obat


Peradangan sendi dapat dikurangi dengan mengistirahatkan bagian sendi yang terserang penyakit rematik. Menurunkan berat badan, memakai bidai atau deker sendi dan menggunakan alat bantu jalan sangat bermanfaat mengurangi peradangan dan nyeri khususnya bagi yang menderita penyakit di daerah anggota gerak bawah.

Aktivitas fisik yang berat harus dihindari selama terjadi serangan yang berat. Senam peregangan dan renang bermanfaat mempertahankan kelenturan dan mencegah kekakuan sendi. Kompres dingin dan hangat sama-sama bermanfaat untuk mengurangi peradangan dan nyeri sendi akibat rematik.
Ditulis oleh : Dr. Bambang Kisworo, SpOT,
Spesialis Orthopaedi & Traumatologi, Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta


BEDA ASAM URAT DENGAN RHEMATIK

Asam urat dan rheumatik. Sama atau berbeda? Penyakit asam urat merupakan bagian dari penyakit rheumatik. Meningkatnya asam urat bisa terjadi pembentukan tofi asam urat atau gout (Arthritis pirai) dan rheumatik memang penyakit yang berbeda namun keluhan yang dirasakan sering sama dan bagian tubuh yang diserang juga sama.
ASAM URAT
Penyakit asam urat disebabkan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Normalnya, asam urat sebagai hasil samping dari pemecahan sel yang terdapat dalam darah yang secara berkesinambungan tubuh memecah dan membentuk sel yang baru. Nilai asam urat yang normal bila wanita 2,4 – 6, untuk pria 3,0 – 7. Meningkatnya asam urat disebabkan pekerjaan ginjal yang tidak sanggup mengeluarkan asam urat melalui air kemih. Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:Faktor keturunan· Penyakit Diabetes Melitus· Adanya gangguan ginjal dan hipertensi· Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.· Berat badan yang berlebih (obesitas)· Jumlah alkohol yang dikonsumsi· Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu lama
RHEUMATIK
Ada dua macam rheumatik, yakni rheumatik artikuler dan rheumatik non-artikuler. Rheumatik artikuler terjadi di bagian sendi, atau sering disebut radang sendi. Rheumatik non artikuler disebut juga extra articular rheumatism terjadi di bagian jaringan lunak di luar sendi. Rheumatik artikuler ada beberapa macam al:· Osteoartritis,· Artritis Reumatoid,· Artritis Pirai atau Asam Urat.

B. PENYEBAB ASAM URAT DAN RHEUMATIK
Beberapa faktor penyebab rheumatik osteoartritis a.l:- Penipisan rawan sendi yang bersifat progresif- Faktor umur yang semakin lanjut- Menopause bagi perempuan- Keturunan- Kegemukan- Cedera sendi atau stres- Tulang yang padat (dialami pelari)C. GEJALA PENDERITA ASAM URAT DAN RHEUMATIKT anda-tanda seseorang menderita asam urat sebagai berikut:
· Adanya peningkatan asam urat darah· Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi· Terdapat tofus yang telah dibuktikan dengan pemeriksaan kimia· Terjadi lebih dari satu kali serangan nyeri di persendian.· Adanya serangan di satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki Sendi tampak kemerahan· Adanya pembengkakan tidak simetris di satu sendi· Tidak adanya bakteri saat terjadi serangan dan peradangan,
Sama halnya dengan penyakit kanker yang terdiri atas beberapa stadium.
Kasus asam urat tingkat keparahannya terdiri dari empat tahapan/stadium:
1. Tahap Asimtomatik (stadium I). Tanda-tanda penyakit asam urat/gout pada stadium I atau permulaan biasanya ditandai dengan peningkatan kadar asam urat tetapi tidak dirasakan oleh penderita karena tidak merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gejala nyeri, arthritis, tofi/tofus maupun batu ginjal atau batu urat di saluran kemih.
2. Tahap Akut (stadium II)Asam urat Stadium II biasanya terjadi serangan radang sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada pangkal ibu jari kaki. Biasanya serangan muncul pada tengah malam dan menjelang pagi hari.
3. Tahap Interkritikal (stadium III)Asam urat Stadium III adalah tahap interval di antara dua serangan akut. Biasanya terjadi setelah satu sampai dua tahun kemudian.
4. Tahap Kronik (stadium IV)Tahapan kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan deformasi atau perubahan bentuk pada sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke bentuk seperti semula, ini disebut gejala irreversibel atau arthritis gout kronis. Pada kondisi ini frekwensi kambuh akan semakin sering dan disertai rasa sakit terus menerus yang lebih menyiksa dan suhu badan bisa tinggi. Bila demikian bisa menyebabkan penderita tidak bisa jalan atau lumpuh karena sendi menjadi kaku kaku tak bisa ditekuk. Makanan yang perlu dipantang untuk penderita asam urat adalah :Sayuran:- Daun bayam- Kangkung - Daun Singkong- Daun Jambu Mete- Asparagus- Buncis dan - Kembang Kol.
Buah-buahan:- Durian- Alpukat- Nanas- Air Kelapa
Makanan \lauk pauk:- Jeroan seperti hati,ginjal,limpa,babat, usus, paru dan otak- Makanan laut: udang,kerang, cumi, kepiting.- Makanan kaleng: kornet, sarden dan ekstrak daging- Telur- Kaldu atau kuah daging yang kental
Kacang-kacangan dan emping mlinjo.- Kacang Tanah- Kacang Hijau- Kacang Kedelai- Tempe- Tauco- Tauge- Oncom- Susu Kedelai
Minuman dan makanan beralkohol- Bir- Wiski- Anggur- Tape- TuakTidak semua bahan pangan yang mengandung purin menigkatkan asam urat. Sebagai contoh kopi, teh, dan coklat mengandung komponen purin berupa kafein, theopyline, dan theoromin yang kemudian dimetabolisme menjadi metil urat yang tidak membentuk tofi atau tidak meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Jadi kopi, teh dan coklat aman untuk penderita asam urat
 Sumber:
 http://apl-gado-gado.blogspot.com/

Kamis, 22 September 2011

Khasiat Dibalik Asam Manis Sirsak

TRIBUNNEWS.COM - Sirsak ternyata bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pengobatan. Berbagai manfaat buah sirsak dipercaya bermanfaat untuk terapi. Sirsak bisa untuk pengobatan batu empedu, asam urat dan meningkatkan nafsu makan.
Dr. Rizali H. Nasution menjelaskan, sirsak memiliki kandungan vitamin yang lengkap, mineral, protein, juga karbohidrat (pati). Buah ini dipuji juga karena kandungan kalsium, zat besi, dan fosfor yang tinggi. Seratnya yang tinggi sangat baik untuk melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit.
Kandungan nutrisi buah sirsak memang cukup banyak. Dalam setiap 100 gram buah, terdapat Energi 65,00 kal, zat besi 0,60 mg, protein 1,00 gr, vitamin A 1,00 RE, lemak 0,30 gr, vitamin B1 0,07 mg, karbohidrat 16,30 gr, vitamin B2 0,04 mg, kalsium 14,00 mg, vitamin C 20,00 mg, fosfor 27,00 mg dan nacin 0,70 mg, Serat 2,00 gr.

Kamis, 07 Juli 2011

Cara Aman Konsumsi Obat Herbal



Ada banyak ramuan herbal dengan klaim ampuh. Kenali kandungan dan faktor risikonya.


VIVAnews - Konsumsi obat-obatan herbal tampaknya kian populer di tengah pengobatan modern. Dari ragam jenisnya, ada jamu, obat herbal terstandar, serta fitofarmaka yang dikembangkan dengan bantuan pengawasan dari pemerintah.

Jika dibandingkan dengan obat-obatan medis, cara kerja herbal memang lebih lambat. Jika hanya dikonsumsi sekali dua kali, belum tentu khasiatnya terasa. Minimal, obat-obatan herbal ini dikonsumsi selama satu minggu agar khasiatnya benar-benar terasa.

Meski khasiatnya bekerja lambat seorang Ahli Herbal dari Pusat Studi Obat Bahan Alam Departemen Farmasi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, APT, memastikan bahwa obat-obatan herbal cukup efektif menyembuhkan sakit tanpa efek samping yang berbahaya.

Namun, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan khasiat obat herbal ini berkurang jika penyimpanannya tidak benar. Usahakan, menyimpan obat-obatan herbal jauh dari pancaran sinar matahari dan tempat kering. Perhatikan pula batas kedaluarsanya.

“Jamu merupakan herbal sederhana yang banyak dikonsumsi masyarakat. Agar aman dan terhindar dari bahaya, usahakan membeli produk jamu tidak sembarangan,” katanya.

Pilih produk jamu yang memiliki nomor registrasi terdaftar di Badan POM. Tapi waspadalah karena banyak nomor pendaftaran yang dipalsukan. “Ingat, produk jamu belum pernah diuji secara praklinik, jadi hati-hati saat mengonsumi produk jamu kemasan,” katanya.

Sementara itu, untuk obat-obatan herbal terstandar, meski telah lulus uji praklinik pada hewan dan telah diuji keamanan toksisitasnya pada hewan, produk-produk ini belum pernah diuji langsung pada manusia. Untuk itu, akan lebih aman, jika Anda mengonsumsi obat herbal fitofarmaka, yang dijamin telah lulus uji praklinis dan sudah diuji pada manusia. Statusnyapun sudah sama seperti obat modern.

Lalu, bagaimana jika dikonsumsi bersamaan dengan obat medis atau obat sintetik?

Secara umum, obat-obatan herbal tidak memiliki efek samping, kecuali jika dikonsumsi bersamaan dengan obat modern atau obat-obatan yang mengandung bahan kimia sintetis. "Untuk itu, dianjurkan saat mengonsumsi obat herbal dengan obat sintetik diberi jeda waktu, tidak dikonsumsi secara berbarengan,” katanya.

Benarkah obat herbal seperti jamu bisa menyebabkan ginjal? “Bukan herbalnya yang tidak memenuhi syarat, bisa menyebabkan efek samping karena pengolahannya yang salah, ditambah dengan obat sintetik yang berlebihan, inilah yang bisa menimbulkan efek samping,” katanya.

Untuk itu, yang penting diperhatikan saat membeli produk herbal:

1. Harus dilihat apakah sudah terdaftar di BPOM dengan ciri adanya logo jamu dengan nomor pendaftaran yang tertera pada kemasan

2. Lihat kondisi kemasan, jika terlihat mencurigakan, misalnya ada kesalahan cetak dalam kemasan, Anda perlu curiga. Lihat pula isi kemasan di dalamnya, usahakan segel kemasan tertutup rapat
 
3. Jangan membeli produk herbal sembarangan, dan jangan terlalu cepat percaya pada produk herbal yang bisa dengan cepat memberikan khasiat. Usahakan membeli produk herbal di toko obat resmi atau apotek.
• VIVAnews

Rabu, 15 Juni 2011

Khasiat Buah Mahkota Dewa


Setelah mengetahui khasiat tumbuhan satu ini, mungkin Anda segera berminat menanamnya. Dunia tanaman obat kini kedatangan “pendatang baru” yang lumayan hebat. Mahkota dewa namanya.
Ia bisa membuat penderita penyakit ringan macam gatal-gatal, pegal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes, merasakan kesembuhan.
Mengetahui khasiat tumbuhan satu ini, mungkin Anda segera berminat menanamnya. Betapa tidak. Tanaman ini ternyata punya khasiat luar biasa. Ia bisa menyembuhkan gangguan kesehatan dari yang ecek-ecek hingga yang nyaris tak ada harapan sembuh. Kalau cuma pegal-pegal, sehari dua hari bakal hilang.

Flu?
Wah, itu tugas yang juga bisa dibereskan dalam sehari dua hari. Diabetes pun bakal takluk dalam beberapa bulan.

Bagaimana dengan kanker?
Meski butuh waktu bulanan, tanaman ini pun sanggup melawannya sampai titik darah penghabisan. Paling tidak itu berdasarkan pengalaman empiris banyak orang, termasuk yang merasa sembuh dari penyakit pada organ hati atau jantung, hipertensi, rematik, serta asam urat.
Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan menyeduh “teh racik” terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau enggak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.
Itulah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Tanaman yang kabarnya berasal dari daratan Papua ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta dijuluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka.

Dari alergi hingga kanker
Sebagian orang mungkin pernah sekadar melihatnya, sebagian lagi mendengar namanya pun tidak pernah. Wajar bila selama ini sangat sedikit orang tahu mahkota dewa. Apalagi khasiatnya. Bahkan, di banyak lembaga penelitian yang menangani tumbuhan berkhasiat obat belum ditemukan hasil penelitiannya.
Sampai saat ini, setidaknya baru dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gadjah Mada yang telah menelitinya. Itu pun masih terbatas pada pengujian terhadap efek antihistamin atau antialergi.
Padahal, kalangan keraton Solo dan Yogyakarta telah lama mengenalnya dan memanfaatkannya sebagai tanaman obat. Beruntung, lama-lama manfaat luar biasa ini bocor ke kalangan awam.
Sekarang, tanaman ini seakan turun dari langit sebagai “dewa penyelamat” orang sakit. Berbagai kesaksian dikemukakan mereka yang telah merasakan khasiatnya. Dalam buku Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa karya Ning Harmanto, ketua Kerukunan Wanita Tani Bunga Lily, yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhannya atau ditulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa.
Di antara mereka adalah Tuti Ariestyani Winata, yang setelah menjalani operasi pengangkatan kista di rahim, mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badannya kurus, perutnya membuncit seperti sedang hamil tua, jari-jari kakinya menggemuk, tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah.
Beberapa dokter yang dikunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pula yang menyatakan dia menderita hepatitis kronis. Tak kunjung memperoleh kepastian penyakit yang dideritanya, atas saran Ning, Tuti akhirnya mengonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasa sembuh dan kondisi tubuhnya membaik kembali.
Selain Tuti, Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payudara kanannya setelah menjalani operasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker di payudara kirinya.
Anna Winata di Bogor dan Retno di Bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker rahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan pun berhasil menormalkan kadar gula darahnya berkat tumbuhan obat ini.
Masih banyak lagi contoh keberhasilan yang lain. Sayangnya, yang tidak berhasil tidak pernah terungkap, sehingga tidak bisa diketahui penyakit apa yang tidak mampu dilawan tanaman berbuah merah menyala ini.
Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.
Soal kemampuan melawan penyakit kulit ini Sumastuti sudah membuktikannya. Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus halus marmot, diketahui, memang benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek antihistamin. Artinya, tanaman tersebut secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-gatal akibat gigitan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.
Penelitian lain masih kita tunggu untuk membuktikan khasiat luar biasa seperti yang dirasakan beberapa orang di atas. Namun, cerita dari mulut ke mulut rupanya sudah membuat orang, terutama yang sakit berat dan umumnya hampir putus harapan, percaya. Maka, orang pun mulai beramai-ramai mencari bagian berkhasiat mahkota dewa.
Tak sedikit yang mencoba menanamnya di pekarangan rumah. Bahkan, ada yang melihat “wabah” ini sebagai peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk.

Dijadikan “teh”
Menanam mahkota dewa memang bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bisa hidup baik pada ketinggian 10 - 1.000 m dpl., ini bisa ditanam dari biji atau hasil cangkokan.
Meski penanamannya bisa di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di tanah. Tanaman dari biji biasanya sudah berbuah pada umur 10 - 12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.
Buah inilah bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya. Buah muda berwarna hijau dan yang tua berwarna merah cerah.
“Khasiat buah muda dan tua sama saja,” jelas Ning. Sayang, senyawa apa yang terkandung dalam bagian-bagian buah, masih belum terungkap secara detil. Cuma, Hutapea dkk. (1999), seperti dikutip Sumastuti, menyatakan, dalam daun dan kulit buah makuto dewo terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.
Ning menulis, dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya dalam keadaan segar.
Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Ia dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.
Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. “Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa,” tambah Ning. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.
Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan.
Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Menurut Ning dalam bukunya, batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya.
Jangan kaget. Begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Di samping efek buruk tadi ternyata masih ada efek “baik”-nya. “Psst ... kadang-kadang kaum pria ada yang libidonya meningkat,” bisik Ning.
Menurut Ning, dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. “Ini merupakan proses pembersihan penyakit,” tulis Ning.
Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan campuran. “Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya,” tutur Ning, yang mengaku sering melayani “resep” yang ditulis beberapa dokter.
Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, menurut Ning, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu lama. Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.
Mesti diingat, wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Seperti dikutip Ning, Sumastuti juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda.
Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita. (intisari)

Resep untuk Menjinakkan Kanker
Pada orang dewasa, untuk mengobati kanker (payudara atau rahim) yang tidak terlalu parah atau sekadar upaya pencegahan, cukup gunakan satu sendok makan ramuan instan yang diseduh dengan segelas air minum. Minum sehari dua kali, pagi dan sore hari.
Bila penyakitnya serius, perlu ramuan campuran teh racik mahkota dewa dan kunyit putih instan. Caranya, kita rebus satu sendok teh teh racik mahkota dewa dalam tiga gelas air hingga airnya tinggal setengahnya. Lalu, tambahkan satu sendok teh kunyit putih instan. Ramuan ini diminum tiga kali sehari.
Untuk penyakit yang sangat serius dosis ini dibuat dua kali lipat atau sampai satu sendok makan teh racik mahkota dewa. Pengobatan ini memerlukan waktu 3 - 6 bulan. Setelah pasien merasa sembuh ramuan tetap dikonsumsi dengan takaran dikurangi.

Mengendalikan diabetes
Untuk mencegah atau mengobati penyakit diabetes yang tidak terlalu serius diperlukan 3 - 5 potong teh racik mahkota dewa yang direbus dalam tiga gelas air bersama tiga lembar daun salam. Perebusan dilakukan hingga air tinggal setengahnya. Ramuan ini diminum tiga hari sampai seminggu sekali. Sedangkan untuk mengobati diabetes parah kita merebus dengan cara yang sama: sesendok teh racik mahkota dewa dan tiga lembar daun salam. Ramuan diminum tiga kali sehari.
sumber: klik