Kamis, 07 Juli 2011

Cara Aman Konsumsi Obat Herbal



Ada banyak ramuan herbal dengan klaim ampuh. Kenali kandungan dan faktor risikonya.


VIVAnews - Konsumsi obat-obatan herbal tampaknya kian populer di tengah pengobatan modern. Dari ragam jenisnya, ada jamu, obat herbal terstandar, serta fitofarmaka yang dikembangkan dengan bantuan pengawasan dari pemerintah.

Jika dibandingkan dengan obat-obatan medis, cara kerja herbal memang lebih lambat. Jika hanya dikonsumsi sekali dua kali, belum tentu khasiatnya terasa. Minimal, obat-obatan herbal ini dikonsumsi selama satu minggu agar khasiatnya benar-benar terasa.

Meski khasiatnya bekerja lambat seorang Ahli Herbal dari Pusat Studi Obat Bahan Alam Departemen Farmasi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, APT, memastikan bahwa obat-obatan herbal cukup efektif menyembuhkan sakit tanpa efek samping yang berbahaya.

Namun, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan khasiat obat herbal ini berkurang jika penyimpanannya tidak benar. Usahakan, menyimpan obat-obatan herbal jauh dari pancaran sinar matahari dan tempat kering. Perhatikan pula batas kedaluarsanya.

“Jamu merupakan herbal sederhana yang banyak dikonsumsi masyarakat. Agar aman dan terhindar dari bahaya, usahakan membeli produk jamu tidak sembarangan,” katanya.

Pilih produk jamu yang memiliki nomor registrasi terdaftar di Badan POM. Tapi waspadalah karena banyak nomor pendaftaran yang dipalsukan. “Ingat, produk jamu belum pernah diuji secara praklinik, jadi hati-hati saat mengonsumi produk jamu kemasan,” katanya.

Sementara itu, untuk obat-obatan herbal terstandar, meski telah lulus uji praklinik pada hewan dan telah diuji keamanan toksisitasnya pada hewan, produk-produk ini belum pernah diuji langsung pada manusia. Untuk itu, akan lebih aman, jika Anda mengonsumsi obat herbal fitofarmaka, yang dijamin telah lulus uji praklinis dan sudah diuji pada manusia. Statusnyapun sudah sama seperti obat modern.

Lalu, bagaimana jika dikonsumsi bersamaan dengan obat medis atau obat sintetik?

Secara umum, obat-obatan herbal tidak memiliki efek samping, kecuali jika dikonsumsi bersamaan dengan obat modern atau obat-obatan yang mengandung bahan kimia sintetis. "Untuk itu, dianjurkan saat mengonsumsi obat herbal dengan obat sintetik diberi jeda waktu, tidak dikonsumsi secara berbarengan,” katanya.

Benarkah obat herbal seperti jamu bisa menyebabkan ginjal? “Bukan herbalnya yang tidak memenuhi syarat, bisa menyebabkan efek samping karena pengolahannya yang salah, ditambah dengan obat sintetik yang berlebihan, inilah yang bisa menimbulkan efek samping,” katanya.

Untuk itu, yang penting diperhatikan saat membeli produk herbal:

1. Harus dilihat apakah sudah terdaftar di BPOM dengan ciri adanya logo jamu dengan nomor pendaftaran yang tertera pada kemasan

2. Lihat kondisi kemasan, jika terlihat mencurigakan, misalnya ada kesalahan cetak dalam kemasan, Anda perlu curiga. Lihat pula isi kemasan di dalamnya, usahakan segel kemasan tertutup rapat
 
3. Jangan membeli produk herbal sembarangan, dan jangan terlalu cepat percaya pada produk herbal yang bisa dengan cepat memberikan khasiat. Usahakan membeli produk herbal di toko obat resmi atau apotek.
• VIVAnews