Sabtu, 09 Maret 2013

Mitos-mitos Seputar Seks dan Kehamilan yang Masih Dipercaya


Jakarta, Beberapa orang masih percaya dengan beberapa mitos tentang berhubungan seks saat hamil dan setelah melahirkan. Pasangan yang masih keliru mempercayai mitos tersebut, mungkin akan kehilangan momen-momen keintimannya hingga berbulan-bulan setelah kehamilan.

Berikut adalah mitos-mitos yang masih sering dipercayai seputar seks dan kehamilan, seperti dilansir Women's Health, Jumat (8/3/2013) antara lain:

1. Kehamilan menyebabkan gairah seksual wanita menjadi surut
Normal bagi wanita hamil jika gairah seksualnya menurun, terutama saat trimester pertama kehamilan. Tetapi tidak semua orang mengalami hal demikian, beberapa wanita melaporkan bahwa libidonya justru meningkat ketika sedang hamil.

Perubahan hormonal selama kehamilan dapat menyebabkan beberapa wanita merasakan lonjakan hasrat seksual yang menyenangkan. Banyak pasangan suami istri yang berhasil mempertahankan kehidupan seks yang aktif selama 9 bulan masa kehamilan.

2. Seks bisa menyakiti bayi dalam kandungan
Banyak suami merasa lebih takut daripada sang istri untuk berhubungan seks saat hamil, dengan anggapan bahwa gerakan penetrasi yang intens akan melukai bayi dalam kandungan. Dalam kebanyakan kasus, seks selama kehamilan 100 persen aman untuk ibu dan bayi.

Tetapi ada beberapa pengecualian terhadap kondisi tertentu yang biasanya akan dijelaskan oleh dokter, misalnya jika leher rahim Anda terlalu lemah, jika terjadi pendarahan yang tidak dapat dijelaskan, dan mengalami kondisi yang disebut plasenta previa. Tanyakan kepada dokter apakah kondisi kehamilan Anda aman untuk berhubungan seks.

Anda juga perlu berkonsultasi tentang posisi bercinta mana yang aman untuk wanita hamil. Misalnya pada minggu ke 15 sampai 20 kehamilan, Anda perlu menghindari posisi bercinta berbaring telentang, karena berat rahim dapat memampatkan vena cava dan menyebabkan penurunan tekanan darah yang berbahaya.

3. Wanita harus menunggu selama 6 minggu setelah persalinan untuk dapat berhubungan seks kembali
Enam minggu adalah waktu minimal yang harus Anda tunggu agar benar-benar pulih setelah melahirkan, tetapi banyak wanita yang membutuhkan waktu lebih dari itu. Pada dasarnya setelah melahirkan, vagina yang terbuka akan rentan terhadap infeksi.

Selain itu, leher rahim juga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali menutup. Berhubungan seks terlalu dini dapat meningkatkan peluang Anda untuk merasakan nyeri dan infeksi. Tunggu hingga lebih dari 6 minggu atau konsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa vagina Anda telah benar-benar sembuh.

4. Melakukan hubungan seks pertama kali setelah melahirkan akan terasa sakit
Kebanyakan wanita merasa takut terhadap rasa nyeri saat pertama kali melakukan hubungan seks setelah melahirkan. Tetapi jika Anda memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk menyembuhkan diri, seks tidak akan menjadi masalah.

Sebuah studi menunjukkan bahwa masing-masing wanita memerlukan waktu yang berbeda-beda agar tubuhnya siap untuk melakukan hubungan seks. Tetapi jika Anda memutuskan bahwa Anda telah siap, tidak ada salahnya untuk ekstra hati-hati.

Tingkat estrogen akan berkurang ketika Anda sedang menyusui, hal ini dapat menyebabkan kekeringan vagina. Sehingga para ahli merekomendasikan untuk menggunakan pelumas untuk memudahkan penetrasi, selain itu jangan lupa untuk menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
sumber: http://health.detik.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar