Jakarta, Orgasme terjadi akibat kontraksi otot yang dikombinasikan dengan peningkatan tekanan darah di dalam tubuh akibat adanya sensasi 'kenikmatan' yang intens saat berhubungan seksual.
Mungkin sudah banyak informasi tentang mitos dan rahasia orgasme wanita dari berbagai media seperti buku, artikel di majalah dan surat kabar hingga blog. Namun karena saking banyaknya, seringkali info-info ini justru membuat Anda kebingungan.
Agar Anda tak lagi kebingungan, Dr. A. Chakravarthy, konsultan kesehatan seksual dan reproduksi dari International Association of Sexual Medicine berupaya memaparkan 5 mitos berikut fakta di balik mitos-mitos tentang orgasme pada wanita itu seperti dikutip dari timesofindia, Rabu (28/8/2012) di bawah ini.
Mitos 1: Wanita hanya dapat mencapai orgasme melalui hubungan seksual
Fakta: Hanya 1 dari 3 wanita yang dapat mencapai orgasme secara rutin dari hubungan seksual, namun ada juga wanita yang mendapatkan orgasme lewat hubungan seksual meski sebenarnya dibutuhkan usaha ekstra untuk membangkitkan gairahnya.
Beberapa studi terbaru juga menunjukkan bahwa orgasme merupakan klimaks seksual, tak peduli bagaimanapun cara untuk mendapatkannya. Namun bagaimanapun cara seorang wanita mencapai orgasme tak ada kaitannya dengan kesehatan mental atau kedewasaan emosionalnya.
Mitos 2: Kurangnya kemampuan untuk mencapai orgasme menunjukkan ada yang salah dengan si wanita ataupun pasangannya.
Fakta: Wanita yang mampu mencapai orgasme di masa lalu namun tak bisa lagi melakukannya saat ini mungkin memiliki sejumlah gangguan kesehatan atau memperoleh efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu. Tapi bisa jadi wanita yang tak pernah berhasil mendapatkannya semata karena tak menyadari apa yang mereka perlukan untuk bisa mencapai orgasme.
Mitos 3: Rangsangan terhadap klitoris atau G-spot selama 5 menit dapat menghasilkan orgasme, jika lebih dari 5 menit maka wanita takkan berpeluang mencapai orgasme
Fakta: Meski banyak cara yang dapat dilakukan pasangan untuk membantu wanita mencapai orgasme, pada akhirnya si wanitalah yang dapat menentukan apakah hubungan seksual itu memunculkan 'kenikmatan' tersendiri baginya atau tidak agar ia dapat mencapai klimaks yang diinginkan kedua pihak.
Dalam hal ini, komunikasi antarpasangan juga penting. Hal ini bergantung pada si wanita untuk dapat berbicara dengan pasangan tentang apa yang diinginkannya agar dapat mencapai orgasme.
Mitos 4: Gen berdampak langsung terhadap orgasme wanita
Fakta: Sebuah studi tentang orgasme yang didasarkan pada partisipan kembar memperlihatkan bahwa frekuensi orgasme itu juga dipengaruhi oleh gen yang diperoleh secara turun-temurun namun sebenarnya komponen ini tergolong ringan atau tak memberikan efek yang signifikan.
Mitos 5: Hanya sedikit wanita yang tak mampu mencapai orgasme
Fakta: Sekitar 10 persen wanita tak mempunyai kemampuan untuk mencapai klimaks saat berhubungan seksual. Ketidakmampuan ini biasa disebut dengan anorgasmia namun kondisinya bisa saja primer atau sekunder.
Pada anorgasmia primer, wanita yang menderita kondisi ini takkan pernah mampu mencapai orgasme dengan cara apapun sedangkan pada penderita anorgasmia sekunder, orgasmenya hanya dapat dirasakan pada saat-saat tertentu atau situasional (orgasme ini mungkin dapat dirasakan pada foreplay namun saat penetrasi, orgasmenya justru tak muncul).
(ir/ir)Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar